-
kemudian membentuk kedatuan Soppeng Riaja dan kedatuan Soppeng riLau Kedua kerajaan kembar ini akhirnya menyatu Soppeng adalah sebuah kota kecil dimana4 KB (177 kata) - 10 Oktober 2016 05.24
-
223.826 jiwa (2010). Soppeng bukan adalah sebuah kota kecil di mana dalam buku-buku lontara terdapat catatan tentang raja-raja yang pernah memerintah6 KB (602 kata) - 7 April 2017 11.40
-
Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. “Batu-Batu” sebuah kota kecil yang berbau Kota Metropolis dan merupakan kampong halaman para leluluhur raja-raja3 KB (441 kata) - 27 Januari 2017 13.57
-
Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Panincong. Desa Patampanua dahulu merupakan Kerajaan Kecil yang2 KB (268 kata) - 14 Oktober 2016 13.51
-
Marioriawa, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Indonesi, yang dahulunya merupakan dua buah Kerajaan kecil yakni Kerajaan Panincong dan Kerajaan Kawerang, dan2 KB (221 kata) - 10 Oktober 2016 03.29
-
Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. Kecamatan Marioriawa adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Soppeng, yang dahulunya merupakan sebuah kerajaan mandiri9 KB (991 kata) - 3 Juni 2017 23.11
-
kemerdekaan Republik indonesia bersamaan dengan meleburnya Kerajaan Soppeng dan Kerajaan Marioriawa bergabung dengan Republik Indonesia status Pabbicara1 KB (153 kata) - 21 Januari 2017 06.37
-
Berikut ini adalah daftar bupati Soppeng yang menjabat sejak pembentukannya pada tahun 1957. ^ "Sekprov: Bupati Soppeng Dilantik 16 Oktober 2010". antarasulsel2 KB (66 kata) - 2 Februari 2017 03.10
-
kemerdekaan Republik indonesia bersamaan dengan meleburnya Kerajaan Soppeng dan Kerajaan Marioriawa bergabung dengan Republik Indonesia status Pabbicara2 KB (242 kata) - 30 September 2016 08.21
-
kemerdekaan Republik indonesia bersamaan dengan meleburnya Kerajaan Soppeng dan Kerajaan Marioriawa bergabung dengan Republik Indonesia status Pabbicara2 KB (215 kata) - 30 September 2016 10.00
-
Ganra adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. Kecamatan Ganra terdiri atas 4 (empat) desa, diantaranya ; Desa Ganra4 KB (453 kata) - 28 April 2017 01.26
- Suku Bugis (bagian Kerajaan Soppeng)Sekkanyili yang memerintah di Soppeng ri Lau. Akhirnya dua kerajaan kembar ini menjadi Kerajaaan Soppeng. Sementara kerajaan Wajo berasal dari komune-komune20 KB (2.035 kata) - 16 Juli 2017 07.17
-
pengertian lain, lihat Citta. Citta adalah desa di kecamatan Citta, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. Asal mula citta berawal dari datangnya arung2 KB (176 kata) - 8 Agustus 2017 21.27
-
Bulue adalah salah satu desa di Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. Di desa ini terdapat hutan lindung. Kegiatan dan
2 KB (182 kata) - 20 Januari 2017 05.33 - Kabupaten Barru (bagian -Kecamatan Soppeng Riaja)sebuah kerajaan kecil yang masing-masing dipimpin oleh seorang raja, yaitu: Kerajaan Berru (Barru), Kerajaan Tanete, Kerajaan Soppeng Riaja dan Kerajaan Mallusetasi6 KB (592 kata) - 27 Mei 2017 15.56
- Kabupaten Wajo (bagian Pembentukan Kerajaan Wajo)yang mengatakan Soppeng) yang beristirahat di dekat perkampungan We Tadampali. Singkat kata mereka kemudian menikah dan menurunkan raja-raja Wajo. Wajo adalah7 KB (787 kata) - 28 Juni 2017 13.16
-
keluarga Kerajaan Gowa juga mengadakan hubungan perkawinan (kawin-mawin) antar keluarga Kerajaan Luwu. Kemudian Luwu kawin-mawin dengan Soppeng, Soppeng kawin-mawin16 KB (2.180 kata) - 27 Januari 2017 13.57
-
aliansi penting antara tiga kerajaan Bugis di Sulawesi Selatan, yaitu Bone, Wajo, dan Soppeng; dalam menghadapi kekuatan dua kerajaan kembar Makassar, yaitu4 KB (467 kata) - 24 Januari 2017 05.07
-
seorang pangeran Soppeng yang merantau ke Sajoanging dan membuka tanah di Cinnotabi. Sejarah Wajo berbeda dengan sejarah kerajaan lain yang umumnya12 KB (1.045 kata) - 27 Januari 2017 21.07
-
kabupaten Majene, Kabupaten Luwu, Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone, Kabupaten Sinjai, sebagian Kabupaten Bulukumba3 KB (251 kata) - 20 Juli 2017 05.36
Minggu, 13 Agustus 2017
Sopppeng
Lawallu
Lawallu, Soppeng Riaja, Barru
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lawallu | |
---|---|
Desa | |
Negara | ![]() |
Provinsi | Sulawesi Selatan |
Kabupaten | Barru |
Kecamatan | Soppeng Riaja |
Pemerintahan | |
• Kepala desa | Dra. hj.Syamsudduha,MM.Pub |
Luas | 6,1 Km2 |
Sejarah
Masih ada kisah yang tersembunyi di daerah pantai Desa Lawallu, Kecamatan Soppengliliarja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Ketika musim pancaroba atau peralihan musim tiba, warga desa yang sebagian besar nelayan sulit memperoleh hasil tangkapan yang bagus.
Hj. Syamsudduha, Kepala Desa Lawallu mengkisahkan di tengah masa paceklik itu, sekitar 60 persen warga desa yang merupakan kaum perempuan tidak bisa berbuat banyak. “Warga saya itu kebanyakan perempuan. Mereka tidak memiliki keahlian apa-apa. Aktivitas mereka tidak lebih melayani suami-suami mereka pulang melaut,” ujarnya saat ditemui Kabar Pesisir, September 2011.
Banyaknya jumlah perempuan di desa itu tidak menyurutkan semangat Syamsudduha menjalankan amanah sebagai Kepala Desa Lawallu, karena banyak di antara warganya khususnya kaum perempuan itu yang belum berbuat banyak untuk memperbaiki kehidupan keluarga mereka.
Data kantor desa menyebutkan, 40 persen penduduk pria di wilayah pemerintahannya berprofesi sebagai nelayan. Jika musim kemarau tiba, laki-laki di desa itu terpaksa turun ke laut untuk menyambung hidup keluarga mereka. “Musim kering berlangsung selama tujuh bulan di daerah kami. Biasanya mulai terjadi di bulan-bulan April hingga awal Oktober, itu terjadi setiap tahunnya,” keluh dia
Rentang antara waktu itu, para nelayan tidak bisa mengoptimalkan hasil tangkapan khususnya ikan tuna. Kecepatan angin laut di musim kering itu membuat nelayan sulit memprediksi hasil tangkapan ikan tuna. “Adapun hasil tangkapan ikan tuna cukup besar. Harganya pun belum bisa menutupi kebutuhan keluarga selama masa paceklik tiba,” kata dia.
Hasil tangkapan ikan tuna biasanya dijual secara mentah di pasardengan harga bervariasi tergantung ukuran ikan tersebut. Ikan tuna ukuran besar biasanya hanya dihargai sekitar Rp7.000 per ekor, demikian ikan tuna kecil hanya dijual seharga Rp5.000 per ekor.
Syamsudduha mengatakan ketika perempuan pesisir membutuhkan pelatihan dan pendidikan keterampilan mengolah hasil laut tangkapan suami-suami mereka, Saat itu pula Oxfam bekerjasama dengan Canadian Internasional Development Agency (CIDA) masuk ke daerah itu memperkenalkan program restorasi penghidupan pesisir (Restoring Coastal Livelihoods, RCL).
Sejak adanya program RCL, banyak warga desa Lawallu mulai membentuk kelompok usaha, misalnya nelayan pembuat abon ikan dan kelompok kerang-kerangan. “Kedua kelompok ini didominasi kaum perempuan. Hasil tangkapan suami-suami mereka diolah dan dikemas rapi untuk dipasarkan ke kios-kios kecil,” ucap dia.
Pengelolaan daging ikan tuna menjadi abon, di lakukan secara sederhana tanpa sentuhan mesin pabrik. Kemasan produknya pun hanya dibungkus plastik dan dikerjakan dengan tangan. “Biasanya mereka beramai-ramai mengeringkan daging ikan tuna. Kemudian dikemas dengan cara manual,” ucap Pak Syamsudduha.
Meskipun, produk rumahan ini belum bisa menembus pasar-pasar moderen seperti supermarket,hasil penjualan di kios-kios sekitar pemukiman mereka lumayan besar, karena harga jual abon ikan itu berkisar Rp10.000 – Rp25.000 per bungkus.
“Kami sangat terbantu dengan program RCL. Kaum perempuan desa kami sudah banyak yang mulai membantu suami mengolah hasil tangkapan mereka di laut,” kata Pak Syamsudduha lagi.
Bahkan, perempuan pesisir yang selama ini masih terbatas menyampaikan pendapatnya dalam rapat Musrenbang (musyawarah perencanaan pembangunan) desa, belakangan ini sudah mulai diberikan tempat, hanya saja masih banyak perempuan pesisir yang malu berbicara di depan umum.
Inilah tantangan yang harus dilalui Syamsudduha saat memperjuangkan persamaan kaum perempuan pesisir dengan laki-laki. Suara perempuan pesisir dalam setiap diskusi atau pertemuan Musrenbang tingkat desa belum menjadi prioritas. Pengambilan keputusan saat pertemuan Musrenbang desa masih didominasi kalangan laki-laki.
“Di daerah kami, masih ada tradisi di kalangan orang tua yang merasa malu, jika anak gadis yang berusia diatas 20 tahun belum menikah. Hal inilah yang terus kami perjuangkan dengan memberikan pemahaman kepada orang tua-orang tua desa kami, agar anak perempuan atau gadis mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi,” ucap dia.
Program RCL, menurut dia perlahan-lahan membantu aparat pemerintahan desa mengubah pandangan warga setempat meningkatkan kapasitas SDM kaum perempuan. Bahkan, mereka menjamin peningkatan kapasitas itu tidak akan mempengaruhi tradisi yang turun temurun diyakini masyarakat setempat.
Perempuan pesisir mulai beradaptasi dengan kemajuan informasi dan pengetahuan, setelah mengikuti berbagai program pendidikan dan pelatihan yang di lakukan Oxfam. Kini kaum perempuan mulai berperan dan berbaur dalam berbagai pertemuan maupun diskusi di tingkat desa. “Harapan kami, perempuan di wilayah pesisir suatu saat nanti sudah ada yang bisa menduduki jabatan penting di pemerintahan tingkat kabupaten hingga provinsi,” ucap dia.[1]
Referensi
- ^ Laporan: E. Basir/Oxfam
Pranala luar
- Blog : ogi-to-lawallu.blogspot.com
|
Menu navigasi
Komunitas
Cetak/ekspor
Perkakas
Bahasa lain
Soppeng Riaja
Soppeng Riaja - Tribun Timur - makassar.tribunnews.com
Lawallu, Soppeng Riaja, Barru - Wikipedia bahasa …
Integrasi Soppeng Rilau (Timur) ke Soppeng Riaja (Barat ...
Soppeng, Kerajaan / Sul.Selatan – Kab. Soppeng ...
Soppeng Riaja | Peta Tematik Indonesia
Kesultanan Soppeng - Wikipedia bahasa Indonesia ...
Kecamatan Soppeng Riaja - Pemerintah Kabupaten Barru
Awerange, Soppeng Riaja, Barru - Barru - Region | …
SMAN 1 Soppeng Riaja - Home | Facebook
- 4,8/5 ·
- 11 ratings
SEJARAH KABUPATEN SOPPENG:blog info
Langganan:
Postingan (Atom)